BISA JADI GURU BAHASA JAWA DARI KOREA
Dewasa ini
segala yang berhubungan dengan Korea sedang booming di Indonesia. Mulai dari
fasion, musik, drama Korea bahkan sampai bahasa. Remaja Indonesia
berbondong-bondong merubah style mereka, dari pakaian Indonesia dengan segala
kesopanan dan budayanya, sekarang diubah dengan pakian minim bak kekurangan
bahan. Yang aneh lagi pakaian itu terkdang berubah menjadi pakaian yang tebal,
penuh bulu-bulu. Apa mereka tidak sadar ini Indonesia yang cuacanya panas?
Drama-drama Korea telah meracuni pemikiran
mereka. Mulai konsumsi musik berubah menjadi korean music, bahkan cara mereka
berbicara juga ikut-ikutan. Tanpa mereka tahu itu bahasa formal maupun
informal. Dipakai saja seenaknya, mereka menganggap itu keren. Bahasa korea di
elu-elukan, sedangkan bahasa daerah dilupakan.
Banyak sekali remaja Indonesia yang ingin
belajar bahasa asing, bahkan sedikit dari mereka yang bisa berbahasa daerah
khususnya Jawa dengan baik. Saya sebagai salah satu mahasiswa prodi Pendidikan
Bahasa Jawa merasa miris akan hal ini. Bahasa Jawa yang begitu kaya dengan
budaya dilupakan begitu saja. Yang lebih miris lagi setelah empat mahasiswa
asing memasuki kelas bahasa Jawa. Ternyata mereka tertarik dengan bahasa Jawa.
Salah satu mahasiswa asing itu berasal dari
Korea. Sedangkan cara mahasiswa asing itu belajar sangat berbeda dengan kita.
Mereka sangat giat, serius, tidak sering guyon seperti pelajar di Indonesia.
Teringat guyonan dosen saya “Kalian itu belajar yang serius, atau kalian mau tahun
depan guru bahasa Jawa namanya Kim”. Sontak teman-teman ketawa, bahkan kalimat
guyonan itu sangat jleb di hati. Bahkan saat saya masuk kelas karawitan (musik
tradisional Jawa), di sana penuh dengan mahasiswa dari Cina. Sedang pemilik
musik itu sendiri sedang asyik mempelajari musik tetangga tanpa sadar musik
miliknya sedang dicuri. Saya sering menyebut hal ini sebagai penjajahan
tekhnologi. Bahkan penjajahan semacam ini sangat menakutkan, karena otak akan
dicuci dan merubah segala aspek kehidupan.
Penjelasan diatas cukup simpel, kenapa bahasa
Jawa perlu dilestarikan? Karena saya yang merasa sebagai pemiliknya tidak rela
jika bahasa dan budaya saya direbut oleh orang asing. Hey... SADARLAH....
bangunlah dari mimpi yang membunuh budaya kita.